Bekasi (JBN) – Kegiatan hamparan Hotmix di Gang Mawar I Desa Sukarapih Kecamatan Tambelang Kabupaten Bekasi Jawa Barat, terlihat para pekerja abaikan standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan diduga Pengawas serta Konsultan tidak ada di lokasi pekerjaan, pada Senin (04/09/2023).
Ironisnya, para pekerja tersebut tidak menggunakan helm, rompi, sepatu boot dan safety saat melakukan hamparan Hotmix. Hal itu dikhawatirkan dapat membahayakan keselamatannya dan tentu saja telah menyimpang dari ketentuan yang sudah wajibkan oleh pihak terkait. Agar terhindar dari resiko panasnya aspal, dan bertujuan untuk mengurangi resiko terjadinya kecelakaan kerja.
Dari hasil pantauan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Prabhu Indonesia Jaya Yana Diana di lokasi ia menuturkan, hal tersebut diduga seolah sengaja dilalaikan oleh pihak Pelaksana proyek pekerjaan hamparan Hotmix. Dan diduga yang bersumber dari anggaran tahun 2023, dan tidak jelas asal usulnya dikarenakan tidak adanya papan nama
informasi kegiatannya. Pengawas, Konsultan sehingga lupa dengan tanggungjawabnya.
“Terlihat dengan jelas, dari beberapa pekerja hampar aspal menggunakan sandal jepit, tanpa helm dan tidak menggunakan rompi. Dan kami menduga suhu aspal tersebut tidak sesuai dan tidak panas, sehingga pekerja berani menggunakan sandal jepit saat bekerja, serta banyak asumsi negatif lainnya terkait mutu pekerjaan,”tutur Yana Diana di lokasi.
Masih Yana Diana, kami dari LSM Prabhu Indonesia Jaya sangat menyayangkan, seharusnya mereka lebih disiplin dan tidak menyepelekan hal tersebut. Selaku pemenang tender mereka lebih mengarahkan untuk disiplin, bukan malah mengabaikan.
“Bagaimana mutu pekerjaan bisa bagus jika kerja asal-asalan seperti ini. Sangat terlihat agak tinggi mungkin untuk penentu titik-titik Core Drill, dan saya berharap kepada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) agar turun tangan kelokasi mengecek secara langsung,”jelasnya.(RN)
Selain itu, saat dikonfirmasi awak media salah satu pekerja yang enggan di sebutkan namanya diduga sebagai pelaksana terkait panjang dan lebar ia mengatakan,”Panjang 175 meter, ketebalan apa adanya,”ucap salah satu pekerja di lokasi.
Ditempat yang sama Debleng salah satu sopir Dam Truk dirinya mengungkapkan,”Saya satu ini bawa yang lembut bang, tadi semuanya lima mobil sama engkel saat di konfirmasi terkait tonase, saya mah tinggal ngambil doang si,”ungkap Debleng.
Sampai berita ini di terbitkan Pengawas dan Konsultan, belum dapat dikonfirmasi untuk memberikan penjelasan dan keterangan terkait standar kerja.(RN)