Kondisi gudang yang diduga dijadikan lokasi penampungan limbah cair di sekitaran TPAS Galuga. (Foto/RDI)
JBN Cibungbulang, Kab Bogor – Bangunan kurang terawat yang berada persis di sekitar hamparan Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS) Galuga dicurigai menjalankan kegiatan penampungan limbah cair maupun padat.
Dari informasi warga sekitar, gudang yang pernah ditutup oleh bagian Gakkum DLH Kabupaten pada Tahun 2023 itu, didapati kembali melakukan kegiatan pengelolaan maupun penampungan limbah (cair/padat) yang diduga mengabaikan metode ataupun ketentuan mekanisme pengolahan seharusnya.

 

Dengan didampingi salah satu warga, penelusuran yang dilakukan media ini ke lokasi mendapati adanya berbagai tumpukan karung berisikan diduga limbah padat, berikut wadah serupa bak tanggung dan besar yang patut diduga hasil sisa limbah cair dari kegiatan produksi dari sebuah produk yang diendapkan di gudang tersebut.
“Bisa dilihatkan pak didalamnya isinya diduga kuat serupa limbah kan, mau cair atau padat. Bau nya kan bisa ngalahin baunya TPA kalau bapak rasain kan,” ujar Slamet, warga Desa Dukuh, pada Sabtu (21/12/2024), yang pernah melihat bongkar muat dari mobil engkel Fuso besar tertutup yang datang hanya meletakan drum-drum yang diyakini itu adalah limbah cair kimia.
Slamet yang juga seorang petani itu juga menjelaskan bahwasanya kecurigaan awal adanya kegiatan di gudang yang tergembok itu ketika didapati adanya aliran air yang dicurigai telah bercampur dengan cairan limbah kimia di hamparan TPAS Galuga, hingga didapati dua kali dengan kurun waktu sekitar dua mingguan.
“Iya air lindi itu kan hitam pak ya, nah pernah saya dapati diakhir bulan kemarin itu (30 November 2024), mendadak aliran air lindi berwarna kayak bercampur warna minyak. Saya ikuti alur aliranya, dan ternyata pun memang benar, didepan gudang itu disodeT aspal untuk alirkan air limbah biar nyatu dengan air lindi TPA, jadi semacam ingin menyatukan pak antara limbah kimia dengan air lindi TPA, kalau menurut saya pak,” tandasnya.

 

“Aliran limba cair dengan busa cukup tebal yang bercampur dengan air lindi di TPAS Galuga pun kembali sy dapati di tanggal 13 Desember 2024 kemari pak. Dan warna nya sudah bercampur lah pak, sama dengan bau yang tidak lazim nya air lindi sampah,” sambung dia.
Salah satu pengepul sampah yang kerap menjalankan kegiatan disekitar lokasi gudang saat ditanyakan oleh media ini pun mengetahui adanya kegiatan yang kembali dilakukan di gudang yang sempat tidak berkegiatan beberapa bulan kebelakang pasca penutupan, mengatakan pemilik gudang merupakan orang Bandung dan dengan terdapat berkisar empat hingga lima pekerjanya, tanpa ada seorang pekerja pun yang tinggal di gudang tersebut.
“Taunya yang punya gudang itu orang Bandung. Pekerja nya kayaknya ada sih empat apa lima orang, dan kalau sudah selesai turunkan bak atau drum yang dibawa iya pekerja itu pun juga ikut pergi. Setahu saya ga ada yang tinggal digudang itu, dan pekerjanya bukan orang sini,” ungkap warga tersebut.
Dari informasi yang kembali dihimpun oleh media ini, ditutupnya gudang tersebut diketahui karena disignyalir pemrosesan limbah tidak disertai dengan metodelogi ramah lingkungan dan diduga tanpa dilengkapi adanya Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) serta ijin AMDAL dari gudang tersebut.
Dengan dimanfaatkannya air lindi sampah untuk kegiatan bertani para poktan disekitaran TPAS Galuga, diharapkan para pihak terkait dapat segera menindaklanjuti kekhawatiran warga sekitar agar aliran limbah cair yang diduga sengaja digabungkan dengan air lindi sampah oleh para pekerja di gudang tersebut dapat bisa segera dihentikan.
Rencananya media ini akan segera mengirimkan hasil dokumentasi prihal dugaan kembali beriperasinya gudang yang sempat ditutup itu, ke Bagian Pengolahan Limbah, Gakkum DLH Kabupaten Bogor untuk bisa segera ditindaklanjuti. (RDI)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here