DPP Lumbung Informasi Rakyat (LIRA).
Bogor (JBN) – Kericuhan yang terjadi di Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang pasca berakhirnya gelaran lanjutan Liga 1 yang mempertemukan tim tuan rumah Arema Malang melawan Persebaya Surabaya, pada Sabtu (01/10) kemarin menjadi duka bagi rakyat Indonesia.
Sebanyak 130 nyawa melayang dalam tragedi yang diduga dipicu akibat kekalahan dari tim tuan rumah yang sepanjang pertandingan disaksikan serta didukung oleh para Aremania yang merupakan pendukung setia dari tim singo edan tersebut.
Senada dengan Presiden Joko Widodo dalam memberikan pernyataannya atas tragedi Kanjuruhan. Presiden Lumbung Informasi Rakyat (LIRA) Andi Syafrani, juga ikut merasakan duka yang mendalam atas pristiwa tersebut.
Melalui rillis resminya yang diterima media ini, Presiden LIRA mewakili organisasi yang dipimpinnya, menyampaikan sikap resmi mengenai pristiwa di Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang.
“Jelas pristiwa di Kanjuruhan menjadi duka bagi kita semua rakyat Indonesia. atu nyawa saja sangat penting artinya bagi kehidupan, apalagi jumlah sebanyak ini. Makanya sudah sepantasnya Presiden Indonesia menyampaikan hari ini sebagai hari berkabung nasional baik dengan menegakkan bendera setengah tiang atau tidak sebagai bentuk simpati dan empati bagi korban dan keluarganya,” ungkap Presiden LIRA dalam keterangan resmi yang disampaikannya melalui sambungan selular milik pribadinya, Minggu (02/10).
Disebutkan oleh Andi, LIRA meminta dan mengajak masyarakat untuk mulai menghentikan aktivitas penyebaran rekaman yang terjadi di Kanjuruhan, pasca pertandingan. Karena, menurutnya, hanya menambah duka dan kesedihan, terutama bagi keluarga korban.
“Marilah kita bersama berdoa dan bertakziah terhadap keluarga korban, khususnya bagi relawan dan pengurus LIRA di wilayah Malang dan Jawa Timur,” imbuhnya.
Andi menegaskan mendukung penuh arahan Presiden yang meminta PSSI untuk menghentikan sementara gelaran Liga 1 dan secara khusus memerintahkan kepada Kapolri untuk dapat mengusut tuntas tragedi yang mengakibatkan 130 Korban jiwa.
“Peristiwa ini harus diusut dengan serius oleh tim independen untuk memastikan temuan fakta yang benar, jujur, dan dapat dipertanggungjawabkan,” tegasnya.
“Jika diduga ada pelanggaran HAM yang serius, maka seluruh institusi negara yang berwenang dan juga lembaga lainnya yang independen diharapkan segera melakukan tindakan sesuai hukum untuk memastikan adanya dugaan pelanggaran ini,” tambahnya.
Presiden LIRA itu juga berharap, kejadian dapat menjadi evaluasi nasional bagi para pihak terkait yang berkaitan dengan tragedi itu, agar dapat meminimalisir kejadian serupa terulang.
“Ini adalah momen evaluasi nasional terkait tata kelola pertandingan olahraga, tidak hanya sepakbola di negeri ini. Seluruh pihak terkait tata kelola ini diharapkan dapat membuat langkah kebijakan yang lebih baik ke depan dengan pendekatan nol korban nyawa dalam setiap pertandingan yang melibatkan massa,” tukasnya.
“Protap pengamanan kepolisian pun harus dievaluasi ulang dengan pendekatan yang sama. Jika diperlukan, copot jabatan semua pemegang otoritas terkait akibat peristiwa ini sebagai bentuk pertanggungjawaban publik,” pungkasnya. (Rendy)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here