Jakarta, JBN – Partai NasDem resmi mengusung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjadi Calon Presiden (Capres) dalam kontestasi Pilpres 2024. Keputusan NasDem tersebut banjir kritik karena dilakukan di tengah kedukaan akibat tragedi Kanjuruhan Malang-Jawa Timur.
Sutradara Ernest Prakasa menyayangkan pendeklarasian Anies Baswedan sebagai Capres Pilpres 2024 oleh Partai NasDem, lantaran dinilai dilakukan saat masih banyak masyarakat yang berkabung atas Tragedi Kanjuruhan.
“Gw ga masalah sih NasDem mau dukung capres mana, bodo amat. Tapia pa iya deklarasinya gak bisa ditunda dikit? Kita lagi berduka, hampir 200 orang meninggal lho ini.”, ungkap Ernest di akun Twitternya.
Cuitan Ernest Prakasa itu pun kemudian mendapat respon beragam dari warganet. Banyak warganet yang sepakat dengan apa yang disampaikan Ernest.
Senada dengan Ernest, menurut Pengamat Politik Burhanuddin Muhtadi, sebenarnya tidak mengagetkan bila NasDem menjatuhkan pilihannya kepada Anies.
“Kalau dari pilihan nama, Anies Baswedan dicalonkan oleh NasDem tidak terlalu mengagetkan, tetapi kalau dari sisi _timing_ cukup mengagetkan,” ungkap Burhan.
Perkara timing ini pun, lanjut Burhan, memunculkan beragam spekulasi. Setidaknya ada dua alasan, seperti Anies yang tengah diperiksa terkait dugaan korupsi Formula E oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) serta tragedi Kanjuruhan yang terjadi Sabtu (1/10/2022) malam.
Aktivis Media Sosial Permadi Arya atau lebih dikenal dengan nama Abu Janda turut menanggapi deklarasikan dukungan Partai NasDem kepada Anies Baswedan sebagai Capres 2024 mendatang.
Ia mempertanyakan kepekaan Anies dan partai politik pengusungnya terkait Tragedi Kanjuruhan yang merenggut banyak korban jiwa.
“Saat bangsa sedang berduka, saat seluruh dunia sedang turut berbelasungkawa. Partai NasDem dan Anies Baswedan sibuk urusan Pilpres 2024,” ujar Abu Janda.
Menurut Abu Janda, masyarakat dapat menilai karakter seperti apa calon pemimpin yang diusung partai yang diketuai Surya Paloh tersebut.
“Silakan kalian nilai sendiri, mau dipimpin orang-orang yang mendahulukan syahwat politik di atas tragedi bangsa?” ucap Abu Janda.
Keputusan pencapresan Anies Baswedan oleh NasDem mendapat reaksi keras dari kalangan internal. Politisi senior Kalimantan Barat (Kalbar) Andreas Acui Simanjaya akhirnya menyatakan mundur sebagai pengurus DPD Partai NasDem Kalbar, pada senin (3/10).
“Kepada Yth. Ketua dan seluruh jajaran DPD NasDem Kalbar Seluruh keluarga Besar NasDem. Bersama ini saya mohon pamit dari Keanggotaan dan Pengurus Partai NasDem dengan berbagai pertimbangan serta alasan pribadi,” tulis Andreas.
Pada hari yang sama, politisi Partai NasDem Niluh Djelantik mengutarakan perpisahaannya dengan partai besutan Surya Paloh itu. Dalam Instagram pribadinya @niluhdjelantik, desainer kenamaan Indonesia itu memilih mundur karena ingin tegak lurus pada perjuangan untuk rakyat bersama rakyat.
Pengunduran diri kedua kader NasDem tersebut mengesankan adanya ketidakcocokan terhadap pilihan Surya Paloh yang lebih memilih menjagokan Anies Baswedan.
Deklarasi Anies Baswedan yang dilakukan oleh NasDem di NasDem Tower mengagetkan publik dan telah memicu gejolak baik dari eksternal maupun internal partai. Selain dianggap tidak peka, pencapresan Anies tersebut juga terkesan terburu-buru.
Di sisi lain, publik mengharapkan kehadiran Anies ke NasDem Tower untuk mengaudit kelayakan bangunan tersebut. Pasalnya, NasDem Tower pernah diduga melanggar Koefisien Lantai Bangunan (KLB) dan ketinggian bangunan. (Sisi)