Pakar Komunikolg, Profesor DR. Emrus Sihombing. (Foto/Dok.JBN)
Bogor (JBN) – Pernyataan dari Presiden Jokowi yang mengatakan kelihatannya setelah ini jatahnya pak Prabowo yang disampaikan saat memberikan pidato dalam acara HUT ke-8 Partai Perindo di Jakarta, Senin (7/10) menarik perhatian publik. Hal itu dikatakan disaat Jokowi menguraikan kembali proses perjalananan politiknya selama mengikuti gelaran Pemilu, baik saat terpilih sebagai Walikota Solo, Gubernur DKI Jakarta, hingga dua (2) kali terpilih sebagai Presiden pada periode Pemilu 2014 dan 2019.
Tanpa dijelaskan secara eksplisit maksud dari ungkapan tersebut oleh Jokowi, bak gayung bersambut, Prabowo yang ada pada acara langsung menunjukkan responnya dengan berinisiatif beridiri dan menunjukan hormat kearah Jokowi.
Mencermati hal tersebut, pakar ilmu komunikolog Profesor Dr. Emrus Sihombing memberikan pendapatnya atas adanya pernyataan dari sang Presiden yang menyebut hal itu merupakan gurauan politik semata.
Menurut hemat saya, dari aspek konteks, lambang verbal dan simbol non verbal komunikasi, ucapan Jokowi, tentang dirinya dua kali di pemilu presiden dua kali menang dan kemudian mengatakan, kelihatannya setelah ini jatah Prabowo, lebih bermakna sebagai gurauan politik daripada pesan komunikasi politik yang bermakna dukungan suksesi kekuasaan kepada seseorang, termasuk kepada Prabowo,” ujar Emrus saat dimintakan tanggapannya melalui pesan WhatsApp pribadinya, Selasa (8/10).
Emrus menilai, ungkapan tersebut tidak dapat serta merta merupakan sebuah bentuk dukungan kongkret dari Jokowi terhadap rencana Ketum Gerindra, Prabowo Subianto dalam mengikuti persaingan Capres 2024.
“Saya sama sekali belum melihat pernyataan tersebut memberi dukungan serius kepada Probowo menjadi bakal calon Pilpres 2024. Kemudian pernyataan dirinya terpilih dua periode presiden, sama sekali bukan menunjukkan dirinya superior daripada yang lain,” tutupnya. (Rendy)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here