Pengerjaan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier Diduga Batu Bekas Dipergunakan Kembali Oleh Oknum Pelaksana Pengawas Tutup Mata

72
Proyek Rehabilitasi diduga tidak sesuai spek perkejaan
Bekasi (JBN) Pembangunan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier di Desa Sukabudi Kecamatan Sukawangi Kabupaten Bekasi Jawa Barat, diduga tanpa adanya galian pondasi terlebih dahulu seperti pada umumnya.
Pasalnya, pengerjaan irigasi tersebut terkesan dikerjakan asal-asalan dan sangat di sayangkan batu bekas bongkaran saluran air yang lama diduga di pakai kembali, dan pekerja tidak mengunakan Alat Pelindung Diri (APD) dan K3. kini menjadi sorotan Ketua DPD LSM Prabhu Indonesia Jaya kabupaten Bekasi. Jumat ( 11/8/2023 ).
Diketahui papan nama proyek di lokasi kegiatan dari Dinas pertanian Kabupaten Bekasi, dengan Nama Kegiatan : Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier. Lokasi Kegiatan : Desa Sukabudi Kecamatan Sukawangi. Volume : P : 237,5 meter X 2. T : 70 cm Nilai pekerjaan : 200.000.000. Sumber anggaran : Dak Tahun Anggaran 2023. Pelaksana : Swakelola poktan Balong Asem II. Waktu pelaksanaan : 90 Hari kerja.
Saat dikonfirmasi awak media salah satu pekerja di lokasi pengerjaan disaat jam istirahat
pada Jum’at (04/08/2023).
yang enggan disebutkan namanya ia menerangkan,”Iya bang batu bekas di pake lagi cuma buat di bawah sama di dalam, kalo luar make batu baru, yang baru,”terang salah satu pekerja di lokasi.
Ditempat yang berbeda Panjang sebagai pengawas dari dinas pertanian saat dikonfirmasi oleh awak media dan ketua DPD LSM Prabhu Indonesia Jaya kabupaten Bekasi
terkait pekerjaan menggunakan batu bekas iyah mengatakan, nya kalo batu lama Jangan dipake lah, terkait batu bekas dipake ya tidak boleh lah ya batu yang terpasang mau tidak mau tidak boleh dipasang,” Ucap Panjang.kepada awak media.Rabu 09/08/2023
Ketua Dewan Pimpinan Daerah Lembaga Swadaya Masyarakat (DPD LSM) Prabhu Indonesia Jaya Kabupaten Bekasi N.Rudiansah, langsung Investigasi kelokasi pengerjaan rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier langsung angkat bicara, fakta di lapangan batu bekas dipergunakan kembali oleh oknum pelaksana, sangat miris pasangan batu nya sudah begitu cukup panjang, diduga pengawas Pekerjaan proyek pertanian ada main mata dengan pelaksana swakelola poktan Balong Asem II, jadi pengawas hanya diam membisu.
“Pekerjaan saluran irigasi pertanian di Desa Sukabudi, diduga tidak ada galian, semestinya digali terlebih dulu untuk pondasi, bukan langsung ditancapkan begitu saja didalam lumpur yang tercampur air,”kata N.Rudiansah.
Masih dijelaskan N.Rudiansah, coba dari dinas pertanian cek secara langsung ke lokasi, jangan cuma nunggu laporan dari pengawas saja, pengawas yang diduga main mata dengan oknum kelompok tani poktan Balong Asem II. Jika pihak pekerja kelompok tani tidak mau menggali saluran air yang dikerjakan, semestinya ditindak tegas oleh pihak yang berwenang,” Pinta N.Rudiansah.
“Masih N.Rudiansah rasa curiga, diduga ada apa diantara pengawas pertanian dan kelompok tani di Pekerjaan tersebut, diduga ada uang masuk kantong pribadi kah?,”singgungnya.
Lebih lanjut N.Rudiansah, biasanya saluran air dibuat dengan galian untuk pondasi naik batu ke permukaan, pondasi sangat lah perlu karena itu sebagai penahan atau kekuatan batu yang naik kepermukaan, supaya tidak cepat ambruk.
“Namun sayang nya pekerjaan proyek yang menggunakan dana dari Dinas Pertanian tersebut tidak dilakukan penggalian, bahkan dalam keadaan berlumpur dan banyak air nya. Hal itu membuat kualitas pemasangan batu irigasi tidak maksimal, khawatirnya akan cepat rusak,”tambahnya.
Kami meminta kepada pihak-pihak yang berwenang Dinas terkait untuk segera turun ke lokasi, apabila ada kecurangan supaya bangunan dibongkar, lalu diganti dengan batu yang baru agar terjamin kualitasnya.
“Galian pondasi itu jelas fungsinya memperkokoh suatu bangunan, makanya setiap ada pembangunan pondasinya untuk menahan beban bangunan.
Harusnya pengalian pondasi dilakukan sampai titik tanah yang padat,”imbuhnya. ( RN ).
Editor: Effendi

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here